Indonesia dikenal dengan kekayaan alamnya yang begitu beragam dan berlimpah. Diantaranya adalah kekayaan hutannya yang banyak menghasilkan kayu untuk kepentingan industri baik industri rumah tangga maupun industri besar dunia. Berbagai macam jenis kayu tumbuh dan berkembang di Indonesia tentunya dengan berbagai macam karakter dan kegunaan. Dalam edisi kali ini mari kita kenali karakteristik, keunggulan dan kelemahan dari berbagai macam kayu yang ada di indonesia
KAYU JATI
Keunggulan
• Kayu Jati tergolong pada kayu dengan kelas awet I, kelas kuat I, II.
• Memiliki daya tahan yang kuat terhadap jamur, busuk karena udara lembab atau serangan serangga
• Kayu Jati juga memiliki daya tahan yang baik terhadap cuaca dan perubahan suhu.
• Memiliki warna dan serat dan tekstur yang unik dan bagus sehingga tampak menarik pada pengaplikasiannya
• Dengan karakteristik khusus yang dimiliki kayu jati yaitu kandungan minyak pada kayu Jati membuat kekuatan Jati lebih baik dari jenis kayu yang lain.
Kelemahan
• Kecepatan tumbuh pohon jati relatif lambat sehingga jumlah kayu jati yang dihasilkan tidaklah banyak dan sulit di dapat
• Harga kayu jati adalah yang paling mahal dibanding kayu lainnya
• Di Indonesia kayu jati hanya bisa diperoleh/dibeli dari Perum Perhutani, sebagai instansi pemerintah yang berkuasa penuh untuk perawatan dan pengawasan distribusi kayu jati di Indonesia, terutama di Pulau Jawa
KAYU BANGKIRAI
• Kayu Jati tergolong pada kayu dengan kelas awet I, kelas kuat I, II.
• Memiliki daya tahan yang kuat terhadap jamur, busuk karena udara lembab atau serangan serangga
• Kayu Jati juga memiliki daya tahan yang baik terhadap cuaca dan perubahan suhu.
• Memiliki warna dan serat dan tekstur yang unik dan bagus sehingga tampak menarik pada pengaplikasiannya
• Dengan karakteristik khusus yang dimiliki kayu jati yaitu kandungan minyak pada kayu Jati membuat kekuatan Jati lebih baik dari jenis kayu yang lain.
Kelemahan
• Kecepatan tumbuh pohon jati relatif lambat sehingga jumlah kayu jati yang dihasilkan tidaklah banyak dan sulit di dapat
• Harga kayu jati adalah yang paling mahal dibanding kayu lainnya
• Di Indonesia kayu jati hanya bisa diperoleh/dibeli dari Perum Perhutani, sebagai instansi pemerintah yang berkuasa penuh untuk perawatan dan pengawasan distribusi kayu jati di Indonesia, terutama di Pulau Jawa
KAYU BANGKIRAI
Karakteristik
Kayu bangkirai (Shorea lavefolia Endent) di dalam negeri lebih dikenal dengan nama kayu Bangkirai, sedangkan di luar Indonesia lebih dikenal dengan nama Yellow Balau atau kadang hanya disebutkan Balau, yang sebenarnya merupakan nama dari Malaysia. Kayu ini hanya ditemukan banyak di Indonesia, Malaysia & Filipina. Kayu berwarna kuning dan kadang agak kecoklatan, oleh karena itulah disebut yellow balau. Perbedaan antara kayu gubal dan kayu teras cukup jelas, dengan warna gubal lebih terang. Pada saat baru saja dibelah/potong, bagian kayu teras kadang terlihat coklat kemerahan. Bangkirai bisa berdiameter hingga 120 cm dan tinggi pohon mencapai 40 meter. Diamater rata-rata adalah 70-90cm.
Kegunaan
Sebagai bahan pembuat produk decking, outdoor furniture, konstruksi jembatan, pergola dan konstruksi berat lainnya.
Keunggulan
• Kayu bangkirai termasuk pada kayu dengan kelas awet I, II , III dan kelas kuat I, II
• Kekerasan kayu Bangkirai cukup tinggi, sehingga cocok diletakkan di luar ruangan atau bahan outdoor
• Tahan terhadap perubahan cuaca
• Jenis serat dengan ikatan kuat dan memiliki tingkat keawetan yg tinggi
Kelemahan
• Sifat kerasnya disertai dengan tingkat kegetasan yang tinggi sehingga mudah terjadi retak rambut dan pin hole
• Secara konsruksi retak dan pinhole ini bisa mengurangi kekuatan dari kayu bangkirai ini
• Harga kayu bangkirai relatif mahal
Kayu bangkirai (Shorea lavefolia Endent) di dalam negeri lebih dikenal dengan nama kayu Bangkirai, sedangkan di luar Indonesia lebih dikenal dengan nama Yellow Balau atau kadang hanya disebutkan Balau, yang sebenarnya merupakan nama dari Malaysia. Kayu ini hanya ditemukan banyak di Indonesia, Malaysia & Filipina. Kayu berwarna kuning dan kadang agak kecoklatan, oleh karena itulah disebut yellow balau. Perbedaan antara kayu gubal dan kayu teras cukup jelas, dengan warna gubal lebih terang. Pada saat baru saja dibelah/potong, bagian kayu teras kadang terlihat coklat kemerahan. Bangkirai bisa berdiameter hingga 120 cm dan tinggi pohon mencapai 40 meter. Diamater rata-rata adalah 70-90cm.
Kegunaan
Sebagai bahan pembuat produk decking, outdoor furniture, konstruksi jembatan, pergola dan konstruksi berat lainnya.
Keunggulan
• Kayu bangkirai termasuk pada kayu dengan kelas awet I, II , III dan kelas kuat I, II
• Kekerasan kayu Bangkirai cukup tinggi, sehingga cocok diletakkan di luar ruangan atau bahan outdoor
• Tahan terhadap perubahan cuaca
• Jenis serat dengan ikatan kuat dan memiliki tingkat keawetan yg tinggi
Kelemahan
• Sifat kerasnya disertai dengan tingkat kegetasan yang tinggi sehingga mudah terjadi retak rambut dan pin hole
• Secara konsruksi retak dan pinhole ini bisa mengurangi kekuatan dari kayu bangkirai ini
• Harga kayu bangkirai relatif mahal
KAYU MERBAU
Karakteristik
Kayu Merbau berwarna agak kekuningan dengan ketebalan 4-5 cm. Batas antara kayu gubal dan kayu teras cukup jelas. Bagian kayu terasnya berwarna Kekuningan dan oranye pada saat dibelah, dan akan berubah coklat kemerahan setelah beberapa waktu. Pada pori-porinya seringkali terlihat garis-garis pendek dan halus berwarna kuning. Area tumbuh di Indo-Malayan, Philipina, Indonesia, Australia dan Kepulauan Pacific Barat. Paling besar terdapat di Sumatra, Kalimantan, Maluku dan Irian.
Kegunaan
Kayu Merbau biasanya digunakan untuk membuat parket (flooring), furniture, decking dengan finger joints, panel, musik instrumen dan lainnya
Keunggulan
• Kayu merbau termasuk pada kayu dengan kelas awet I, II dan kelas kuat I, II
• Kayu merbau tahan terhadap serangan serangga
• Kayu merbau cukup keras dan stabil sehingga sering digunakan sebagai alternatif pembanding dengan kayu jati
Kelemahan
• Cukup keras dan akan banyak mematahkan mata gergaji apabila pengerjaan kurang hati-hati dan melebihi standar pengaturan
• Harga masih relatif mahal
Kayu Merbau berwarna agak kekuningan dengan ketebalan 4-5 cm. Batas antara kayu gubal dan kayu teras cukup jelas. Bagian kayu terasnya berwarna Kekuningan dan oranye pada saat dibelah, dan akan berubah coklat kemerahan setelah beberapa waktu. Pada pori-porinya seringkali terlihat garis-garis pendek dan halus berwarna kuning. Area tumbuh di Indo-Malayan, Philipina, Indonesia, Australia dan Kepulauan Pacific Barat. Paling besar terdapat di Sumatra, Kalimantan, Maluku dan Irian.
Kegunaan
Kayu Merbau biasanya digunakan untuk membuat parket (flooring), furniture, decking dengan finger joints, panel, musik instrumen dan lainnya
Keunggulan
• Kayu merbau termasuk pada kayu dengan kelas awet I, II dan kelas kuat I, II
• Kayu merbau tahan terhadap serangan serangga
• Kayu merbau cukup keras dan stabil sehingga sering digunakan sebagai alternatif pembanding dengan kayu jati
Kelemahan
• Cukup keras dan akan banyak mematahkan mata gergaji apabila pengerjaan kurang hati-hati dan melebihi standar pengaturan
• Harga masih relatif mahal
KAYU MERANTI MERAH
Karakteristik
Meranti merah adalah nama sejenis kayu pertukangan yang populer dalam perdagangan. Berbagai jenis kayu meranti dihasilkan oleh marga Shorea dari suku Dipterocarpaceae. Berwarna merah muda tua hingga merah muda pucat. Bertekstur tidak terlalu halus. Kayu terasnya berwarna merah muda pucat, merah muda kecoklatan, hingga merah tua atau bahkan merah tua kecoklatan. Meranti merah merupakan salah satu kayu komersial terpenting di Asia Tenggara. Kayu ini juga yang paling umum dipakai untuk pelbagai keperluan di kawasan Malaysia. Pohon kayu meranti banyak di temukan di pulau kalimantan.
Kegunaan
Kayu ini lazim dipakai sebagai kayu konstruksi, panil kayu untuk dinding, loteng, sekat ruangan, bahan furniture dan perabot rumahtangga, mainan, peti mati dan lain-lain. Kayu meranti merah-tua yang lebih berat biasa digunakan untuk konstruksi sedang sampai berat, balok, kasau, kusen pintu-pintu dan jendela, papan lantai, geladak jembatan, serta untuk membuat perahu. Meranti merah baik pula untuk membuat kayu olahan seperti papan partikel, harbor, dan venir untuk kayu lapis. Selain itu, kayu ini cocok untuk dijadikan bubur kayu, bahan pembuatan kertas.
Keunggulan
• Kayu meranti termasuk pada kayu dengan kelas awet II, III, IV dan kelas kuat II, III, IV • Harga kayu meranti yang tak begitu mahal menjadikan pilihan bagi bahan pembuatan matrial kusen, pintu, jendela.
• Kayu meranti merah cukup mudah diawetkan dengan menggunakan campuran minyak diesel dengan kreoso
• Bobot kayu ini berbagai macam mulai dari yang ringan sampai yang berat sehingga bisa disesuaikan dengan kebutuhan
Kelemahan
• Kayu ini tidak begitu tahan terhadap pengaruh cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk penggunaan di luar
• Tekstur kayunya tidak terlalu halus
• Tingkat keawetan dan kekerasannya juga tergolong rendah (kelas II-IV)
Meranti merah adalah nama sejenis kayu pertukangan yang populer dalam perdagangan. Berbagai jenis kayu meranti dihasilkan oleh marga Shorea dari suku Dipterocarpaceae. Berwarna merah muda tua hingga merah muda pucat. Bertekstur tidak terlalu halus. Kayu terasnya berwarna merah muda pucat, merah muda kecoklatan, hingga merah tua atau bahkan merah tua kecoklatan. Meranti merah merupakan salah satu kayu komersial terpenting di Asia Tenggara. Kayu ini juga yang paling umum dipakai untuk pelbagai keperluan di kawasan Malaysia. Pohon kayu meranti banyak di temukan di pulau kalimantan.
Kegunaan
Kayu ini lazim dipakai sebagai kayu konstruksi, panil kayu untuk dinding, loteng, sekat ruangan, bahan furniture dan perabot rumahtangga, mainan, peti mati dan lain-lain. Kayu meranti merah-tua yang lebih berat biasa digunakan untuk konstruksi sedang sampai berat, balok, kasau, kusen pintu-pintu dan jendela, papan lantai, geladak jembatan, serta untuk membuat perahu. Meranti merah baik pula untuk membuat kayu olahan seperti papan partikel, harbor, dan venir untuk kayu lapis. Selain itu, kayu ini cocok untuk dijadikan bubur kayu, bahan pembuatan kertas.
Keunggulan
• Kayu meranti termasuk pada kayu dengan kelas awet II, III, IV dan kelas kuat II, III, IV • Harga kayu meranti yang tak begitu mahal menjadikan pilihan bagi bahan pembuatan matrial kusen, pintu, jendela.
• Kayu meranti merah cukup mudah diawetkan dengan menggunakan campuran minyak diesel dengan kreoso
• Bobot kayu ini berbagai macam mulai dari yang ringan sampai yang berat sehingga bisa disesuaikan dengan kebutuhan
Kelemahan
• Kayu ini tidak begitu tahan terhadap pengaruh cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk penggunaan di luar
• Tekstur kayunya tidak terlalu halus
• Tingkat keawetan dan kekerasannya juga tergolong rendah (kelas II-IV)
Karakteristik :
Kayu ini temasuk dalam suku kamfer-kamferan atau Lauraceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga. Berasal dari Pohon Champor. Pohon kamper adalah cemara yang tumbuh 65- 98 kaki tinggi dan memiliki vertikal pecah-pecah, berwarna kulit. Hal ini dianggap sebagai kayu eksotis. Pohon kamper tumbuh di tempat teduh sebagian sinar matahari penuh dan sedikit asam sampai basa kotoran. Sumber daya kayu kamper yang paling dapat diandalkan sebagian besar di Australia, meskipun juga tumbuh di tempat-tempat seperti Cina, Taiwan, Indochina dan Jepang. Sedangkan di indonesia banyak terdapat di pulau kalimantan khususnya di samarinda. Kamper kayu berwarna kuning putih atau cahaya abu-abu di gubal tersebut. namun sering dijumpai waran emas ke coklat gelap pada kayu batang, terkadang dengan warna merah, dan juga bisa menjadi bagian merah coklat dengan hangat coklat gelap. Kegunaan Sebagai alternatif bahan bangunan , bahan pembuat pintu panil dan jendela
Keunggulan
• Kayu kamper termasuk pada kayu dengan kelas awet II, III, dan kelas kuat I, II
• Kayu Kamper adalah kayu yang mengkilap. Teksturnya sangat halus dan indah
• Jarang ditemui retak rambut karena tidak segetas kayu bangkirai
• Harganya lebih terjangkau walaupun tidak sekuat kayu jati dan bangkirai
Kelemahan
• Karena tidak sekeras bangkirai kecenderungan berubah bentuk juga besar sehingga tidak disarankan untuk pintu dan jendela dengan ukuran yang terlalu besar
• Tidak setahan kayu jati dan tidak sekeras bangkirai
• Harga relatif lebih mahal dari kayu meranti merah
KAYU SUNGKAI
Karakteristik
Sungkai (Peronema canescens) sering disebut sebagai jati sabrang, ki sabrang, kurus, sungkai, sekai termasuk kedala famili Verbenaceae. Daerah penyebarannya di Indonesia adalah Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Jawa Barat, dan seluruh Kalimantan. Tempat tumbuh di dalam hutan tropis. Tinggi pohon mencapai 20–30 m panjang batang bebas cabang mencapai 15 m, dengan diameter 60 cm atau lebih, batang lurus dan sedikit berlekuk dangkal, tidak berbanir, dan ranting penuh bulu halus. Kulit luar berwarna kelabu atau sawo muda, beralur dangkal, mengelupas kecil-kecil dan tipis. Kayu teras berwarna krem atau kuning muda. Tekstur kayu kasar dan tidak merata. Arah serat lurus, kadang-kadang bergelombang dengan permukaan kayu agak kesat.
Kegunaan
Kayu sungkai dalam kegunaannya diperuntukkan sebagai kayu bangunan, kayu perkakas, lantai, papan, seni ukir dan pahat, finir mewah serta sebagai kayu ornamentil.
Keunggulan
• Kayu sungkai termasuk pada kayu dengan kelas awet III, dan kelas keras II, III
• Teksturnya cukup halus serta seratnya sangat indah berwarna kuning keemasan sehingga sering digunakan sebagai element dekoratif yang elegan
• Pengerjaannya relatif mudah.
Kelemahan
• Tingkat keawetannya relatif rendah (kelas III)
• Daya retaknya cukup tinggi, serat lurus bergelombang dan memiliki tekstur agak kasar.
CARA MENGAWETKAN KAYU
Pemulasan dan penyemprotan Pengawetan yang sederhana dan menghasilkan pengawetan yang kurang baik karena van pengawet yang masuk dan diam pada kayu hanya sedikit serta bahan pengawet mudah luntur. Keuntungannya adalah : alat yang digunakan sederhana, mudah penggunaannya dan murah. Dianjurkan hanya dipakai sementara, serangan perusak kayu tidak ganas dan untuk pengawetan kayu yang sudah terpasang. Contohnya memberi lapisan cat pada kayu, melabur kayu dengan ter, dll. Rendaman Kayu direndam dalam bak larutan bahan pengawet yang telah ditentukan kepekatannya selama beberapa hari. Kayu harus terendam semua. Ada tiga cara pengawetan dengan rendaman, yaitu : rendaman dingin, rendaman panas dan rendaman panas-dingin. Bahan pengawet yang digunakan berupa garam. Keuntungannya : Penetrasi dan retensi van pengawet lebih banyak, kayu dalam jumlah banyak dapat diawetkan bersama, larutan dapat digunakan berulangkali. Adapun keruguian pengawetan kayu dengan cara rendaman adalah :waktunya lama terutama rendaman dingin, peralatannya mudah kena karat, pada proses rendaman panas kayu dapat terbakar dan kayu basah sulit diawetkan dengan cara ini.
Sumber : http://tonisdesain.blogspot.co.id/2013/01/macam-macam-kayu-asli-indonesia.html?m=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar